
Perlu Protap Kompetisi Olahraga Saat Pandemi, Polri Beri Lampu Hijau

Para pemangku kebijakan perlu segera duduk bersama untuk merumuskan protap kompetisi olahraga di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang masih memapar Indonesia dan dunia. Pentingnya protap ini terungkap dalam Seminar Webinar Siwo PWI Pusat yang mengambil tema “Harapan Olahraga Di Tengah Pandemi” di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Di tengah kesibukannya termasuk usai mengikuti sidang kabinet, Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memberikan pengarahan dalam diskusi yang pesertanya mulai dari wartawan anggota Siwo PWI, pemerhati olahraga dan terbuka untuk umum melalui zoom, facebook dan instagram itu.
Selain Menpora, tampil sebagai pembicara Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi, Kapusdiklat BNPB Berton Panjaitan, Kepala Bidang Kerja sama Baintelkam Polri Kombes Pol Budi Sajidin, Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah dan Kabid Kompetisi PBVSI/Direktur Kompetisi Proliga Hanny Surkatty. Acara diskusi dipandu oleh moderator Erlangga Wisnuaji.
“Pemerintah tidak tinggal diam dalam mengupayakan bisa digelarnya kompetisi saat pandemi Covid-19. Kita tidak membiarkan cabang olahraga susah. Susahnya cabor juga susahnya Kemenpora dan pemerintah. Jadi kita terus mengimbau kegiatan olahraga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan untuk training centre baru diizinkan dengan proket sangat ketat,” ujar Menpora Zainudin Amali.
Dalam kondisi pandemi yang belum tahu kapan akan berakhirnya, Kemenpora terus melakukan koordinasi dan mendapat masukan dari para mitra seperti KONI Pusat, DPR RI, Gugus Tugas dan Kepolisian RI. Upaya ini dilakukan mengingat pentingnya arti kompetisi bagi atlet. Berlatih saja tidak akan teruji dan juga kompetisi untuk pembentukan tim nasional dalam menghadapi kejuaraan atau multi event internasional.
Zainudin Amali menegaskan, pemerintah juga menyadari masyarakat membutuhkan hiburan. Tanpa kegiatan akan membuat jenuh yang bisa mempengaruhi imun. Melihat kompetisi sudah dilaksanakan di berbagai negara terutama di Eropa, Indonesia juga bermaksud melakukan hal itu. Namun belum bisa dilaksanakan karena kondisi disiplin masyarakat berbeda.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Satgas. Beberapa cabor seperti basket dan voli sudah menyusun tahapan kompetisi dengan prokes ketat. Tapi semuanya tetap tergantung dari izin pihak kepolisian. Kita juga menyadari tugas berat kepolisian.
“Tadi saya sudah bertemu dengan Kapolri untuk melakukan koordinasi tentang pelaksanaan kompetisi olahraga. Kapolri sambut baik dengan catatan tidak menimbulkan claster baru. Dalam beberapa hari ini kami akan bertemu,” ucap Menpora sambil menambahkan, bila sudah bertemu Kapolri maka Kemenpora akan mengundang cabor yang menggelar kompetisi profesional.
Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman menghargai kerja keras pemerintah dalam menerapkan aturan prokes yang ketat dan melaksanakan vaksinasi untuk menangani Covid-19. Olahraga Indonesia perlu mencari jalan ke luar bagaimana kompetisi bisa digelar saat pandemi karena di beberapa negara sudah bisa dilaksanakan dengan prokes super ketat. Untuk itulah semua pemangku kebijakan perlu duduk bersama untuk menyatukan pendapat dalam masalah kompetisi olahraga ini.
“Berhenti bukan solusi. Kita harus jalan dengan prinsip memprioritaskan keselamatan atlet. KONI Pusat mengajak semua pemangku kebijakan mulai dari Kemenpora, DPR RI, Satgas, Kepolisian dan induk organisasi cabor serta para wartawan olahraga untuk menyatukan pendapat dan langkah agar kompetisi bisa digelar dengan aman saat pandemi ini,” kata Marciano.
Dalam hal kompetisi digelar tanpa penonton maka untuk cabor yang memiliki pendukung yang besar seperti sepakbola maka perlu ada komunikasi dengan para kelompok suporter. Diharapkan mereka tetap bisa menyaksikan pertandingan di rumah saja melalui siaran televisi dan tidak membuat kerumunan di jalan maupun tempat lainnya.
“Kita tidak pasrah apalagi menyerah. Karena itu KONI Pusat berharap besar kepada Kapolri baru Pak Sigit. Standar apa yang harus kita penuhi sehingga bisa menggelar kompetisi saat ini,” ucap mantan Kepala BIN itu.
Kapusdiklat BNPB Berton Panjaitan menekankan tentang pentingnya Kemenpora mengeluarkan protap pelaksanaan kompetisi di saat pandemi. Sama seperti ketika Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengeluarkan petunjuk teknis pelaksanaan Pilkada saat Covid-19. Protap digodok oleh para pemangku kebijakan mulai dari Kemenpora, KONI Pusat, Satgas, Departemen Kesehatan, Kepolisian dan cabor.
“Ini akan sangat powerfull. Pasti ada jalan ke luar yang win-win. Pemerintah khan dapat menerapkan ekonomi dapat jalan tapi jangan lupa prokes ketat. Nah di olahraga khan bisa, olahraga bisa tapi jalan lupa prokes ketat,” tutur Berton.
Kepala Bidang Kerja sama Baintelkam Polri Kombes Pol Budi Sajidin menegaskan, pihak kepolisian memahami kondisi dan keinginan masyarakat olahraga untuk melaksanakan kompetisi saat pandemi Covid-19. Namun karena ada telegram Kapolri bulan November 2020 yang melarang mengeluarkan izin keramaian maka pihak kepolisian tidak bisa mengeluarkan izin keramaian olahraga. Aturan ini sampai sekarang belum dicabut sehingga berdampak pada urusan izin keramaian olahraga.
“Sangat bagus Menpora sudah melakukan pendekatan kepada Kapolri. Apalagi sudah ada lampu hijau bahwa kompetisi liga 1 Indonesia bisa dipertandingkan tanpa penonton. Semoga ini akan bisa diikuti cabor lainnya. Jadi kalau ingin menggelar kompetisi tolong bersurat ke Mabes dengan lampirkan surat dari Kemenpora, KONI Pusat, dan Satgas,” ucap Budi Sajidin.
Melihat dinamika dalam diskusi itu Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi menilai, ada titik terang kegiatan olahraga terutama kompetisi bisa dilaksanakan saat pandemi Covid-19 dengan prokes ketat. Apalagi olahraga sangat penting untuk meningkatkan imun tubuh.
“Tolong olahraga jangan dihilangkan. DPR akan meminta kepada pemerintah untuk terus mendorong olahraga. Termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua harus tetap digelar,” kata Dede.
Mantan atlet taekwondo itu menyarankan, perlu merancang sistem baru kegiatan atau kompetisi olahraga. Para stakeholder olahraga perlu membuat skema baru. Hal ini bisa dengan mencontoh pelaksanaan kegiatan olahraga di negara lain saat pandemi.
“Kita harus move on. Tidak bisa seperti saat ini. Ayo duduk bersama untuk membuat skema baru olahraga dengan cara baru dan kehidupan normal baru,” tegasnya.
Sementara itu Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah dan Kabid Kompetisi PBVSI/Direktur Kompetisi Proliga Hanny Surkatty senada mengemukakan, cabor basket dan bola voli sudah menyiapkan aturan kompetisi dengan protokol kesehatan yang ketat. Untuk kompetisi IBL selain menerapkan tes PCR juga ada lokalisir tim. Bahkan untuk Proliga disarankan untuk menerapkan vaksinisasi. Namun selain penerapan prokes yang ketat jangan dilapukan kompetisi olahraga bisa digelar bila ada dukungan sponsor.