Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman bersama staf ahli Ketum KONI Pusat Mayjen TNI Kukuh Surya dan Wakabid Media & Humas KONI Pusat Martinez dos Santos menghadiri dan menyaksikan pembukaan Pekan Olahraga Daerah (PORDA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ke-17 di Stadion Gelora Handayani, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Selasa (9/9) malam, bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-42.
Event dua tahunan yang diikuti 4 kabupaten (Kulonprogo, Bantul, Sleman, Gunungkidul) dan 1 kota (Yogyakarta) dibuka resmi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Hadir pula Wakil Gubernur KGPAA Sri Paduka Paku Alam X yang juga Ketua KONI Provinsi DIY, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, selaku tuan rumah, serta seluruh Bupati, Walikota se-DIY, dan Forkopinda DIY.
Dalam sambutannya, Sri Sultan menyatakan Porda ini memiliki sasaran strategis. “Belajar dari masa lalu untuk membidik masa depan. Porda kali ini salah satu anak panah yang kita bidikkan menuju sasaran utama, menjadi bagian dari Indonesia yang menjadi tangguh dan unggul di tahun 2045 melalui olahraga,” katanya.
“Namun, di era saat ini kita tidak bisa mengandalkan feeling semata. Kita perlu data yang akurat, riset yang mendalam,” ujarnya. Menurutnya, data adalah anak panahnya, sedangkan riset adalah busurnya,“ sambungnya.
“Data yang berkualitas memenuhi kriteria relevansi, akurasi, dan ketepatan waktu, mutlak diperlukan untuk menyusun kebijakan pembinaan olahraga yang tepat sasaran. Melalui sistem informasi pendataan olahraga terintegrasi, kita dapat memetakan potensi atlet, melacak perkembangannya, dan mengevaluasi program pembinaan,” ungkap Sri Sultan.
Visi besar kejayaan olahraga 2045 mustahil tercapai tanpa pembinaan yang berkelanjutan di daerah, dan berjenjang.
“Sasarannya harus jelas. Dimulainya dari level sekolah. Sekolah harus menjadi jaring pertama dalam mencari bibit atlet, kemudian kompetisi yang terukur dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Talenta muda dapat diidentifikasi sejak dini. Program seperti pusat pendidikan dan latihan pelajar harus terus dioptimalkan dengan dukungan data yang valid agar proses promosi dan degradasi atlet dilakukan dengan tepat,” tuturnya.
“Dari sekolah, bibit terbaik akan naik ke tingkat klub-klub olahraga, lalu ke tingkat Porda, dan akhirnya naik ke tingkat nasional, bahkan internasional. Inilah piramida pembinaan yang kuat. Oleh karenanya kepada semua atlet jadilah anak panah yang melesat ke tepat sasaran,” tambahnya.
“Kepada para pelatih, ofisial, dan pengurus organisasi olahraga, jadilah busur yang kokoh dan tali yang kuat agar mampu mengarahkan dengan penuh integritas berbasis data dan obyektif. Mari kita buktikan, bahwa dari DIY lahirkan para juara yang tidak hanya mengejar medali tetapi memaknai setiap proses dengan sprotivitas, dan kejujuran,” tegas Sri Sultan.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman kepada wartawan menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada Pemerintah Daerah DIY, dan pemerintah Kabupaten Gunungkidul sebagai tuan rumah.
“Melihat kesiapan tuan rumah Porda dalam hal ini Gunungkidul, saya rasa mereka telah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kita lihat atlet pesertanya juga di atas 500 perkabupaten, ada yang 1000, ada yang 900, dan ada yang 700. Saya rasa ini adalah salah satu upaya meningkatkan prestasi atlet DIY,” ungkap Marciano.
“Kita ketahui pada PON Aceh-Sumut 2024, DIY pada peringkat 9. Saya rasa ini adalah salah satu tanda yang memberi kita harapan. Ke depan akan lahir atlet-atlet DIY yang bagus-bagus. Di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 NTT-NTB, saya harapkan prestasi DIY lebih baik dari PON Aceh dan Sumut,” tuturnya.
“Tahun ini juga KONI Pusat melaksanakan PON Beladiri. Saya harap atlet-atlet beladiri DIY ikut di Kudus dan prestasinya juga membanggakan. Selamat untuk KONI DIY, selamat untuk Pemerintah Daerah DIY. Terimas kasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul yang menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan ini,” papar Marciano.
Porda ke-17 yang akan berlangsung 9-18 September ini diikuti 4.024 atlet dari 46 cabang olahraga dan 51 sub cabor yang dipertandingkan, dengan total perebutan 549 medali emas, 549 perak, dan lebih dari 700 perunggu. Selamat Bertanding, Kuatkan Sinergi untuk Prestasi Yogyakarta Istimewa!