BMKG Ingatkan Siaga Banjir Scatter Hitam: Awas Hujan Scatter Hitam Pada Sore-Malam Hari di Akhir Bulan September

Merek: TOKO ONLINE
Rp. 50.000
Bebas Biaya 100%
Kuantitas

Akhir September ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan cuaca. Kali ini istilah yang jadi sorotan publik adalah “Scatter Hitam”. Bagi sebagian orang, istilah ini terdengar asing, bahkan seperti nama band indie yang bakal tampil di festival musik. Padahal, scatter hitam bukanlah grup musik, melainkan istilah meteorologi yang punya arti serius: hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat, biasanya terjadi di sore hingga malam hari, dengan pola sebaran tidak merata namun cukup berbahaya.

Jangan bayangkan hujan scatter hitam itu hujan biasa. Fenomena ini bisa datang tiba-tiba, deras, membawa angin kencang, dan potensial menimbulkan banjir hingga genangan parah di wilayah padat penduduk. Itulah sebabnya BMKG mengingatkan masyarakat agar siaga banjir menjelang akhir bulan September.

Apa Itu Hujan Scatter Hitam?

Secara sederhana, istilah “scatter” dalam meteorologi menggambarkan sebaran hujan yang tidak merata. Artinya, tidak semua wilayah akan diguyur, tapi ada beberapa titik tertentu yang menerima curah hujan ekstrem. Nah, ketika ditambahkan embel-embel “hitam”, ini menggambarkan awan cumulonimbus (CB) yang sangat tebal dan pekat, yang biasanya terlihat hitam legam menutupi langit.

Hujan scatter hitam biasanya muncul pada:

- Sore hingga malam hari, ketika suhu udara meningkat sejak siang, lalu terkumpul energi cukup besar untuk membentuk awan CB.

- Akhir musim kemarau, seperti bulan September ini, ketika transisi menuju musim hujan membuat kondisi atmosfer “galau” alias tidak stabil.

Kombinasi keduanya bisa menghasilkan hujan deras singkat namun memicu bencana, terutama di kota-kota besar yang sistem drainasenya kurang mumpuni.

Mengapa Akhir September Jadi Waktu Rawan?

BMKG menyebutkan bahwa menjelang pergantian musim, wilayah Indonesia kerap dilanda hujan dengan pola tidak menentu. Siang panas terik, sorenya hujan lebat, malamnya tiba-tiba reda, lalu dini hari bisa turun gerimis. Fenomena ini terjadi akibat pertemuan massa udara dari belahan bumi berbeda, ditambah suhu permukaan laut yang mulai hangat.

Di akhir September, kondisi atmosfer dipengaruhi oleh:

1. Peralihan musim (pancaroba). Masa transisi dari kemarau ke musim hujan membuat angin bertiup tak menentu.

2. Pemanasan lokal. Suhu panas di siang hari menjadi “bahan bakar” pertumbuhan awan konvektif.

3. Awan cumulonimbus. Awan raksasa yang jadi “biang keladi” petir, hujan lebat, bahkan puting beliung.

Itu sebabnya BMKG mengingatkan agar warga ekstra waspada di periode ini. Jangan kaget kalau langit cerah biru di siang hari, lalu berubah gelap seperti habis nonton film horor menjelang sore.

Dampak Potensial: Dari Banjir hingga Aktivitas Harian

Fenomena scatter hitam bukan sekadar urusan hujan deras. Ada dampak nyata yang bisa dirasakan masyarakat:

- Banjir dan genangan. Jalan-jalan protokol di kota besar bisa seketika berubah jadi kolam dadakan.

- Kemacetan. Hujan deras di jam pulang kerja? Sudah bisa ditebak: lalu lintas macet parah.

- Kesehatan. Perubahan cuaca ekstrem memicu penyakit musiman seperti flu, batuk, atau demam.

- Aktivitas luar ruangan. Jadwal olahraga sore, hajatan, atau sekadar nongkrong di kafe rooftop bisa buyar gara-gara hujan badai.

Lucunya, bagi sebagian orang hujan deras juga dianggap momen romantis. Tapi percayalah, romantisnya cuma buat yang lagi duduk di balkon sambil minum kopi. Bagi pengendara motor tanpa jas hujan, scatter hitam sama sekali tidak romantis—lebih mirip cobaan hidup.

Tips Siaga Menghadapi Scatter Hitam

BMKG tak bosan mengingatkan masyarakat untuk selalu siap siaga. Berikut beberapa tips praktis agar kita bisa lebih tenang menghadapi fenomena ini:

1. Pantau Informasi Resmi. Jangan hanya mengandalkan prediksi grup WhatsApp keluarga. Gunakan aplikasi resmi BMKG atau akun media sosial mereka.

2. Sedia Payung, Jas Hujan, dan Sandal. Klasik tapi penting. Jangan remehkan alat perang melawan hujan.

3. Amankan Barang Elektronik. Bagi pedagang atau pekerja lapangan, pastikan peralatan tidak terpapar air.

4. Waspadai Genangan Listrik. Jangan nekad melewati jalan tergenang jika ada kabel terendam.

5. Jaga Kesehatan. Minum vitamin, cukup istirahat, dan jangan terlalu sering hujan-hujanan kalau tidak perlu.

Sepele tapi menyelamatkan. Ingat, hujan scatter hitam bisa berlangsung singkat tapi intensitasnya ekstrem.

Pesan BMKG: Jangan Panik, Tapi Waspada

BMKG menegaskan, peringatan ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan agar masyarakat siap. Dengan kewaspadaan lebih, risiko dampak bencana bisa diminimalisir. Sama seperti pepatah lama: sedia payung sebelum hujan, sedia perahu karet sebelum banjir.

Kunci menghadapi fenomena ini adalah disiplin informasi. Jangan termakan hoaks, jangan pula meremehkan tanda-tanda alam. Jika langit mendadak gelap pekat, angin bertiup kencang, dan awan menumpuk tebal, itu artinya waktunya mencari tempat aman.

Penutup: Antara Serius dan Santai

Fenomena scatter hitam memang terdengar menyeramkan. Namun, dengan bekal pengetahuan dan kesiapan, masyarakat bisa lebih tenang menghadapinya. BMKG sudah memberikan peringatan, tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Akhir kata, jangan lupa: hujan itu berkah, tapi kalau datang dalam bentuk scatter hitam, sebaiknya jangan terlalu “puitis”. Lebih baik realistis: siapkan payung, atur rute perjalanan, dan jangan lupa cek prakiraan cuaca sebelum keluar rumah.

Karena, percaya deh, lebih baik dianggap lebay karena bawa payung di siang bolong, daripada jadi basah kuyup di tengah scatter hitam yang datang tiba-tiba.

@TOKO ONLINE