Liga Santri Indonesia (LSI) diluncurkan oleh Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Berkuda Memanah (PBM) bersamaan dengan pembukaan Kejuaraan Menteri Agama Cup Santri Horseback Archery Championship 2025 yang oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar di Lapangan Yayasan Kampung Maghfirah, Bogor, pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Pakaian olahraga
Kejuaraan kali ini turut dihadiri Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman, Panglima Kopasus Letjen TNI Djon Afriandi, Ketum Federasi Nasional Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (FN Pordasi) Berkuda Memanah Triwatty Marciano, Ketua Yayasan Kampung Maghfirah Dr. Ahmad Hatta, dan tokoh lainnya.
Kejuaraan Menteri Agama Cup Santri Horseback Archery Championship 2025 merupakan hasil kolaborasi antara PBM dan Indonesia Equestrian Archery (IEA), digelar 24-26 Oktober 2025. Pesertanya adalah atlet-atlet dari 18 pesantren dari 11 provinsi. Diantara mereka, hampir setengahnya adalah atlet-atlet putri.

Tiga nomor yang dipertandingkan merupakan nomor yang resmi memakai regulasi peraturan International Horseback Archery Alliance (IHAA), yakni Tower 90, Tabla 4, dan Skirmish 90.
Sedangkan LSI rencananya akan mulai diselenggarakan pada tahun 2026 dan pada tahun-tahun berikutnya, dalam rangka memperingati hari santri setiap tahunnya.

Menteri Agama mengapresiasi Kejuaraan Olahraga di pesantren Maghfirah. Ia menjalankan, umat harus mengikuti apa yang diajarkan dan sunah Rasulullah SAW. “Mencontoh nabi sebagai atlet, sebagai militer, sebagai ilmuwan, sebagai yang dekat dengan Allah SWT,” kata Menag RI.
Pakaian olahraga
“Olahraga yang dicintai Rasulullah SAW adalah berkuda, memanah, berenang dan memanjat,” katanya.
“Filosofi panah, kita diajarkan berpandangan lurus ke depan. Renang kita jangan tenggelam. Berkuda kita harus bergerak dan maju ke depan. Memanjat dari bawah ke atas. Filosofinya sangat dalam,” sambungnya.

Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman menyampaikan sekaligus mengapresiasi perkembangan olahraga berkuda memanah di Tanah Air. “Perkembangan berkuda memanah sangat pesat, mereka para atlet berkuda memanah akan membuat bangga Indonesia di kancah internasional,” katanya melaporkan kepada Menag RI.
“Berkuda memanah berkembang di pesantren-pesantren seluruh Indonesia,” jelasnya.

“Potensi pesantren luar biasa. Ada lebih dari 42.000 pesantren di seluruh Indonesia. Kalau kompetisi seperti ini dilakukan secara masif dan berkesinambungan, saya yakin santri Indonesia bisa melahirkan atlet berkuda memanah kelas dunia,” ujar Marciano di hadapan peserta dan tamu undangan.
Di samping itu, Indonesia yang menyandang status sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar harus juga disertai prestasi olahraga sunah.
Pakaian olahraga

“Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Karena itu, olahraga sunnah seperti ini harus kita kuasai dan jadikan kebanggaan bangsa. Dengan sinergi antara pemerintah, komunitas santri, Pordasi, swasta, dan masyarakat, saya yakin Indonesia bisa jadi rujukan dunia dalam olahraga berkuda memanah,” tegas Ketum KONI Pusat.

Ketum FN Pordasi Berkuda Memanah Triwatty Marciano menyampaikan harapannya pada hari penting ini. “Saya berharap kejuaraan ini dapat memperkuat dan membangun jiwa sportivitas serta menumbuhkan peran strategis dalam membangun bangsa melalui budaya dan kebangsaan,” katanya saat menyampaikan sambutan.

Pimpinan IEA yang juga mitra PBM Sunaryo Adhiatmoko
“Juara 3 besar dari kompetisi ini nantinya akan mewakili Indonesia dalam Grandprix Asia pada tanggal 6-10 November bulan depan,” jelasnya.
“Grandprix Asia nantinya akan diikuti 11 negara termasuk Indonesia, diharapkan kompetisi ini dan Grandprix bisa terus berlangsung setiap tahunnya,” tambah Sunaryo yang juga salah satu pencetus Piala Menag dalam rangka Hari Santri.
Sebelumnya, Sunaryo sampaikan bahwa Kampung Maghfirah telah menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Anak Berkuda Memanah.
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Yayasan Kampung Maghfirah Dr. Ahmad Hatta juga menyampaikan tekad untuk menjadikan Kampung Maghfirah sumber ilmu dan melahirkan putra-putri kebanggaan bangsa.
“Inisiasi untuk umat, 2016 kita memulai Kampung Maghfirah bikin sumut zam-zam, yaitu mengalir terus dan orang bisa mengambil manfaatnya. Salah satu yang bisa mengalir terus adalah ilmu,” jelas Hatta.

Sore hari, bertempat di venue pertandingan, semangat para atlet membara meski diguyur hujan. Beberapa atlet menunjukkan kemampuannya memanah di atas kuda. Pertunjukan kemampuan mereka ditutup dengan pelepasan panah oleh Ketum FN Pordasi Berkuda Memanah Triwatty Marciano sebagai simbolis peluncuran LSI. Panah Triwatty berdampak membuka backdrop LSI yang menampilkan foto Menag RI dan Ketum KONI Pusat.
